Kamis, 18 Desember 2008

Renungan :

"Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain."

(HR. Muslim)

Rabu, 17 Desember 2008

Menghargai Orang Lain

Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.

Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadi kan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.

Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.

Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin."

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.

Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut.
Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.
Pembaca Yang Budiman,

Tiga kata "terima kasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.

Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.

Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.

( Andrie Wongso )


Kamis, 27 November 2008

Kunci Zuhud

Aku tahu, rizkiku tak mungkin
diambil orang lain
karenanya hatiku tenang

Aku tahu, amal-amalku tak mungkin
dilakukan orang lain,
maka aku sibukan diriku
untuk beramal

Aku tahu, Allah selalu melihatku,
karenanya aku malu bila Allah
mendapatiku melakukan maksiat

Aku tahu, kematian menantiku,
maka kupersiapkan bekal untuk
berjumpa dengan rabbku.

(Hasan Al Basri)

Rabu, 26 November 2008

SEPULUH macam sebab tertolaknya do'a :

1. Kita mengaku mengenal Allah SWT, tetapi tidak kita sebut nama Allah SWT sebagaimana mestinya.

2. Kita mengaku Cinta terhadap Rasulullah SAW tetapi kita tinggalkan segala Sunnahnya.

3. Kita mengenal Al Qur'an tetapi tidak dibaca dan juga tidak tahu kita amalkan apa yang telah terkandung dalam Al Qur'an.

4. Kita berdo'a supaya masuk surga, tetapi kita tidak mau beramal.

5. Kita menyatakan bermusuhan dengan setan tetapi kita ikuti jejaknya.

6. Kita berdo'a agar terhindar dari api neraka, tetapi kita jerumuskan diri kita sendiri ke dalam api neraka.

7. Kita sibuk mengoreksi aib orang lain, tetapi kita tidak mau mengoreksi diri sendiri.

8. Kita katakan bahwa kematian itu pasti datang, tetapi kita tidak mau mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

9. Kita menguburkan orang mati, tetapi kita tidak mau mengambil pelajaran dari peristiwa itu.

10. Kita rasakan berbagai nikmat Allah SWT, tetapi kita tidak mau mensyukurinya.

( Ibrahim bin Adham )
Ulama